Maafkan aku kerana kisah hidupku yang tak seberapa ini, tetapi aku perlu berkongsi dan mencari pandangan serta nasihat dari semua. Mungkin ini adalah kifarah untuk isteriku kerana dosa yang dilakukannya dahulu. Namun, mengapa kifarah ini melibatkan aku?
Assalamualaikum WBT.
Kepada semua sahabat di Facebook dan juga kepada admin, terima kasih kerana memberi ruang untuk aku berkongsi luahan hatiku.
Aku telah menjadi suami selama hampir 2 tahun. Perkenalan dengan isteriku kini sudah hampir 5 tahun.
Sepanjang perkenalan kami, aku sentiasa menjaga ikhtilat dan berusaha untuk mengelakkan zina dari menyelinap ke dalam hubungan kami, baik zina mata mahupun hati.
Oleh itu, aku berhasrat untuk segera meminang dan menjadikannya isteri yang sah. Aku menjaga kesucian sebagai seorang lelaki, dan aku berharap agar dia juga menjaga kesuciannya untukku.
Namun, pada malam yang dinantikan oleh setiap pasangan pengantin baru, aku mendapati bahawa isteriku tidak sesuci seperti yang aku impikan. Aku mendesaknya untuk mengaku, namun dia hanya berkata bahwa masa lalu adalah hak miliknya dan Allah telah menutup auratnya.
Sebagai seorang lelaki, seharusnya aku menerima baik buruknya jika aku benar-benar mencintainya. Aku terdiam tanpa kata-kata. Aku membatalkan bulan madu kami dan pergi ke masjid selama 3 hari 3 malam.
Aku berdoa kepada Yang Maha Esa, melakukan istikharah, dan memohon kekuatan untuk redha dan menerima segala keadaan dengan ikhlas. Setelah malam ketiga, aku kembali ke rumah kami dan memberitahunya bahawa aku akan menerima segala masa lalunya selama dia tidak mengulangi perbuatan itu.
Rumah tangga kami berjalan seperti biasa, meskipun kadang-kadang aku merasa marah karena dia terlalu malas. Dia tidak pandai mengurus rumah, dan makanan dan minuman tidak dijaganya, meskipun dia seorang suri rumah sepenuh masa. Pakaian kerja aku terpaksa dihantar ke dobi karena dia tidak memperdulikan urusan pakai aku.
Aku bersabar, berfikir mungkin kami hanya memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru. Namun, dia berkata bahwa memasak dan membersihkan bukanlah tugas seorang isteri, dan suami seharusnya melakukan semuanya.
Aku dihadapkan pada pertanyaan apakah salah jika aku meminta dia untuk memasak karena aku terlalu sibuk mencari rezeki. Dan lagi, aku dipersalahkan.
Enam bulan setelah perkahwinan kami, aku diberitahu bahwa dia bertemu dengan seorang lelaki tanpa seizin dariku. Aku bertanya apakah dia benar-benar berpikir untuk berselingkuh dariku, dan dia mengatakan bahwa aku tidak punya waktu untuknya.
Aku jarang memberikan perhatian batin karena terlalu lelah. Ya, aku lelah. Aku bekerja sebagai doktor, kadang pulang larut dan terpaksa memasak dan mencuci pakaian sendiri.
Aku terlalu lelah hingga aku tidak melayani dia di tempat tidur. Sekali lagi, aku dipersalahkan. Aku jujur, aku meminta maaf padanya meskipun merasa tidak bersalah.
Adakah wanita sebagai seorang isteri yang berada di rumah tidak bertanggungjawab untuk memasak dan mengurus rumah tangga? Adakah aku bersalah dalam hal ini?
Dua bulan yang lalu, kami dikejutkan oleh berita bahwa isteriku tidak dapat hamil karena masalah dalaman. Aku terpana dan menangis. Aku sangat menginginkan keturunan kami sendiri. Aku merasa bahwa perkahwinan ini tidak memiliki makna dalam hidupku.
Hingga aku bertemu dengan bekas teman lelaki isteriku, sebutlah namanya Amir. Amir menceritakan segala perbuatannya di masa lalu. Isteriku suka menjadi orang ketiga dalam perpecahan rumah tangga orang lain. Dan mungkin ini adalah kifarah baginya karena dosa yang pernah dia lakukan.
Aku terpana, mengapa kifarah ini melibatkan aku? Apakah dosa yang aku lakukan sehingga aku diuji seperti ini? Sungguh, setiap yang terjadi, aku selalu disalahkan.
Aku menangis sepanjang waktu, dan sampai sekarang aku masih belum bisa merelakannya. Aku mencoba untuk tersenyum dan menganggap ini sebagai ujian bagi kami, tetapi aku hanya manusia biasa yang masih sulit menerima kenyataan.
Hati aku semakin tawar, dan aku bahkan tidak ingin pulang ke rumah. Apa yang seharusnya aku lakukan? Aku sangat membutuhkan nasihat dari warganet. Adakah benar aku yang salah sejak awal? Adakah benar aku, sebagai lelaki yang baik, tidak perlu tahu tentang masa lalu pasangan hidupku?
Aku bingung. Tolonglah aku.